Pada Hari
Jumat tanggal 16 Maret 2018 ini kelas saya, beserta dua orang dari program
pertukaran pelajar Universitas Negeri Yogyakarta pergi kuliah lapangan mengunjungi Museum Monumen
Kesaktian Pancasila atau lebih dikenal Lubang Buaya yang berada di Jl. Raya
Pondok Gede, Cipayung, Jakarta Timur. Pada zaman dahulu Desa Lubang Buaya
berluaskan 5 hektar. Nama Lubang Buaya sendiri, dikarenakan daerah tersebut
terhimpit oleh Jakarta Timur dan Utara
yang ditengahi oleh Kali Sunter yang konon dihuni oleh Buaya Putih. Buaya
diketahui suka membuat lubang untuk menaruh anaknya kemudian memberi makan
mereka dengan cara memasukkannya kedalam lubang tersebut. Lalu disebutlah dengan Lubang Buaya. Selain ada Sumur Maut, terdapat
juga rumah yang didalamnya tempat terjadinya peristiwa ketujuh Pahlawan Revolusi
disiksa dan dibunuh, adapula mobil yang digunakan untuk mengangkut orang-orang,
hingga Diorama perjalanan PKI sampai tempat baju jenazah Pahlawan Revolusi. Didekat
sumur maut ada 3 rumah, saat ini 2 rumah masih dalam keadaan asli 80% dan
satunya hanya 20%. Rumah pertama yaitu milik Sri Ningsih yang merupakan anggota
Gerwani dijadikan rumah penahanan dan tempat penyiksaan ketujuh korban.
Museum ini
dibangun dan diresmikan pada Era Pemerintahan Presiden Soeharto, tujuannya agar
mengenang perjuangan para Pahlawan Revolusi demi membebaskan Indonesia dari
ancaman ideologi Komunis. Awal PKI melakukan pemberontakan di Indonesia yaitu
di Madiun, namun tidak pernah terjadi atau berjalan proses hukumnya. Pahlawan
Revolusi sebenarnya ada sepuluh orang tetapi yang dibuatkan patungnya hanya ada
tujuh, alasannya hanya ada 7 karena ketujuh orang tersebutlah yang terlibat
langsung didalam kegagalannya PKI di Madiun. diantaranya;
1. Jendral TNI Anumerta Ahmad Yani,
2. Letnan Jendral Anumerta
Suprapto,
3. Letnah Jendral Haryono,
4. Letnan Jendral Siswanto Parman,
5. Mayor Jendral Pantjaitan,
6. Mayor Jendral Sutoyo Siswomiharjo,
7. Kapten Piere Tendean, (Korban salah tangkap)
8. AIP Karel Satsuit Tubun,
9. Brigadir Jendral Katamso
Darmokusumo, dan
10. Kolonel Sugiono.
Disana
kami dipandu oleh Tour Guide, beliau menjelaskan latar belakang awal mulanya
PKI di Indonesia. Fakta tentang Komunis, salah satu rebutan dalam angkatan darat.
Komunis menganggap negara adalah milik bersama, sehingga Indonesia dianggap
sama rasa dan sama rata. Komunis ini lahir di Eropa dari Marxisme. Pendukung
utama PKI adalah Kaum Proletar, Kaum ini merupakan kaum yang lebih
menggunakan tenaga dibandingkan akal dan pikirannya. Di Asia Tenggara, Komunis
memiliki lambang palu dan arit karena mayoritas di Asia merupakan Negara
Agraris. Bila di Eropa dilambangkan oleh rantai dan gir karena mayoritas
masyarakat disana sudah menggunakan mesin. Lahirnya PKI di Indonesia tepatnya
di Semarang, 23 Mei 1920 pada saat terjadinya pergolakan antara buruh Islam dan
Non Islam, yang dipimpin oleh Adjie Massaid Cokroaminoto, yang bertujuan untuk
menghancurkan SI Merah dan Putih. SI tadi merupakan penjelemaan dari SDI yaitu
di dalamnya terdapat orang-orang Islam yang bergerak didalam Buruh, selain itu
juga ada permusi. Kemudian SI putih dan
merah itulah yang menjadi cikal bakal PKI dengan lambang dari eropa yaitu
rantai dan gir.
Didunia
terdapat 175 kali pemberontakan yang dilakukan oleh Komunis. Sebelum Indonesia
merdeka PKI pernah mengalami pemberontakan melawan Hindia Belanda dan pada
tahun 1926 dipakai oleh Soekarno untuk membela PKI dalam Nallabar
(Pertanggungjawaban Soekarno terhadap MPRS). Pada saat itu MPRS mengatakan pada
pukul 21.00 tanggal 1 Oktober 1945, Pak Soekarno ada di sekitar Halim, beliau
tidak menjawabnya malahan Soekarno mengatakan PKI adalah satu-satunya
Organisasi yang ingin mendirikan negara Indonesia walaupun ciptaan Komunis PKI
merupakan partai yag berbahaya karena dianggap mereka dapat menghalalkan
berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. PKI juga tidak mempercayai
adanya Tuhan dan menganggap agama itu sebagai candu masyarakat.
Daerah
Lubang Buaya dipilih sebagai tempat pelatihan PKI dengan alasan daerah tersebut merupakan yang paling aman dimasuki
pangkalan militer. Alasan lainnya, adanya janji perdamaian menteri Republik Cina
yang akan memberikan bantuan 100ribu senjata, Lalu karena dekat dengan
pangkalan militer (Bandara Halim Perdana Kusuma) dan desa Lubang Buaya ditengah
perkebunan karet sehingga masuknya senjata dari China paling dekat bisa melalui
paklah militer. Dengan maksud tujuan untuk mempunyai bala tentara, yang akan
dilantik adalah Pemuda Rakyat (PR), Front Demokrasi Rakyat (FDR), Gerwani, dan
Barisan Tani Indonesia (BTI). Selain itu Soekarno ingin membuat PKI sebagai
angkatan kelima dan kemudian China sangat mendukung PKI, tetapi AD justru
menolak adanya angkatan kelima karena dinilai kurang efisien. Angkatan kelima
ditujukan untuk membantu permasalahan konfrontari dengan Malaysia membuat PKI
ingin melakukan pelatihan tembak menembaknya itu di Lubang Buaya dengan alasan
ini mengganyang Malaysia hal ini membuat Soekarno menjadi tidak masalah PKI latihan
disana.
Patung
Monumen Kesaktian Pancasila sebenarnya adalah tanda keluarga untuk mengingatkan
pada jasa-jasa mereka. Dibawahnya terdapat relief-relief gambaran kejadian
Pemberontakan PKI pertama di Madiun yang
sangat mengerikan dengan menghabisi nyawa manusia dari berbagai usia yang tidak
mempercayai adanya PKI tak peduli wanita maupun anak-anak. Kemudian ada gambar
Soekarno yang mendamaikan pemberontakan yang brutal itu dengan mengeluarkan
NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis) atas saran dari Kolonel Gatot Subroto yang berhasil menumpas pemberontakan PKI di Madiun ini. Siapapun dengan adanya ini, mereka yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah dan PKI langsung akan dibubarkan oleh Presiden Soekarno. Kemudian TNI AD menentang angkatan kelima ini, namun malah difitnah dengan adanya Dewan Jenderal. Ada pemberontakan PKI pada G 30S /
PKI yang menyiksa ketujuh Jenderal lalu dibuang jenazahnya di Sumur Lubang
Buaya, lalu digambarkan pad tanggal 1 merebut Radio Republik Indonesia, Tanggal 2 mengepung Lapangan Terbang Halim Perdana Kusuma, Lalu peristiwa pengangkatan jenazahnya dari sumur pada
tanggal 4 Oktober 1965, kemudian 7 Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober
1965 dimakamkan di makam Pahlawan Kalibata. Setelah pemakaman baru muncullah
demo yang dilakukan oleh Pelajar dan Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi
dan lainnya untuk menuntut kepada Presiden Soekarno untuk mengambil sikap
tegas, tetapi Presiden tidak menghiraukan tuntuntan tersebut, akhirnya demo
bubar. Disisi lain, demo timbul kembali dengan 3 Tuntutan Rakyat (TRITURA) dari
perwakilan rakyat yang berisikan;
1. Bubarkan
PKI beserta ormas-ormasnya,
2. Turunkan
harga sembako, dan
3. Bersihkan Kabinet dari Dwikora dan Trikora.
Namun
Presiden Soekarno tetap pada pendiriiannya, karena Soekarno telah menjadikan
PKI sebagai salah satu pilar bangsa. Padahal rakyat mengkehendaki Presiden Soekarno
membubarkan PKI, makanya Soekarno tidak mau seolah jika mengiyakan ia akan
menelan ludahnya sendiri. Sampai pada akhirnya demo semakin hari semakin
menjadi dan keras. Terjadilah peristiwa 4 Mahaiswa yang gugur, kemudian
diangkat menjadi Pahlwan TRITURA, diantaranya ada; Elang Mulia Lesmana,
Hendrawan Sie, Heri Hartanto, dan Hafidin Royan. Lalu pada tanggal 12 Maret lahirlah
Supersemar, dan PKI dibubarkan kemudian dianggap sebagai partai terlarang di
Republik Indonesia oleh pengemban Surat Supersemar. Mengetahui itu, Presiden
Soekarno marah luar biasa, sampai NASAKOM ingin ia jual ke Internasional
padahal ditempat lahirnya sendiri malah dibubarkan, itulah yang menjadi pembelaan
beliau. Pada akhirnya, Presiden Soekarno mendelegasikan kepemimpinannya dan
digantikan oleh Soeharto.
Tetapi mengapa Soeharto tidak masuk dalam perhitungan pembunuhan Jenderal padahal beliau adalah salah satu Jendral di Indonesia? ia tidak diincar karena saat itu ia sedang merencanakan Serangan 1 Maret dan yang pasti beliau tidak terlibat dalam kegagalan PKI di Madiun makanya tidak masuk dalam perhitungan.
Beralih ke
Museum Pengkhiantan PKI terdapat ruang yang menampilkan tuga mozaik antara
lain; Korban keganasan PKI di Madiun 1948, pengangkatan jenazah 7 Pahlawan
Revolusi, Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa terhadap para tokoh PKI tahun
1966-1967, lanjut ke diorama selanjutnya ada sejarah dari Pemberontakan PKI di
Madiun, ada Pemberontakan yang dilakukan di daerah-daerah sampai Agresi
Milliter Belanda II dan Perjanjian Internasional lainnya. Terakhir ada ruangan
khusus peninggalan barang-barang dari para ketujuh Jenderal, seperti; pakaian dan
barang terakhir yang dikenankan, biografi ketujuh Jenderal, hasil visum dari
RSCM serta barang pribadi lainnya yang disimpan dan diabadikan didalam Museum.
Komentar
Posting Komentar